
INDOAU.COM – Sejak bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004,
Aceh selalu memeriksa sirine yang berfungsi mendeteksi tsunami setiap bulannya.
Pemeriksaan ini juga dilakukan setiap tanggal 26.
Di Banda Aceh dan Meulaboh ada 8 titik sirine, sementara
Aceh Barat terdapat 2 titik sirine. Titik sirine di Banda Aceh ada di Kantor
Gubernur Aceh, Blang Oi, Lhoknga, Lampulo, Kajhu dan Lam Awe.
Erda Wati yang merupakan kepala BMKG mengatakan bahwa
alat-alat tersebut berfungsi dengan baik dan telah dicoba namun tidak
membunyikan speaker yang dapat didengar oleh semua warga.
"Dari seluruh Indonesia yang ada sirine, hanya di Aceh
yang diujicoba dengan silent. Alhamdulillah sistemnya berjalan baik test,
tetapi tidak bisa menjamin suara keluar atau tidak ke speakernya," kata
Erda Wati di Banda Aceh, Sabtu (26/3), dilansir dari merdeka.com.
Pemeriksaan yang dilakukan setiap bulan ini dilakukan dengan
tujuan untuk memastikan apakah sirine dapat berfungsi dengan baik, dan mencegah
ketidak tahuan masyarakat saat bencana datang.
BMKG berwenang untuk membunyikan sirine yang disambungkan ke
speaker. Ketua BMKG ini berharap kedepannya saat tes sirine dapat dibunyikan
agar diketahui apakah masih berfungsi atau tidak.
[MZ]
0 comments :
Post a Comment