
INDOAU.COM— Sejumlah wilayah kekuasaan ISIS kini mulai berkurang. Isis atau Negara Islam Irak dan Suriah ini mendapat serangan udara militer Rusia, pasukan koalisi AS, dan juga perang dengan pasukan Kurdi dan milisi Syiah ini membuatnya semkin tertekan.
Menurut pengamat IHS, dalam 15 bulan terakhir ini ISIS kehilangan seperempat wilayahnya setelah sumber pendapatan mereka dari menjual minyak dihancurkan. Oleh karena itu gaji bulanan militan dipotong separuhnya.
Mirror melaporkan, Rabu (16/3), sejumlah pengamat militer meyakini pasukan pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi itu tengah mengalami senjakala perang setelah mengumumkan kekhalifahan pada Juni 2014.
"Pada 2016 kita melihat kekalahan besar (ISIS) di wilayah timur laut terus ke selatan menuju Raqqa dan Deir al-Zour, Suriah, setelah pasukan Kurdi dan Pasukan Demokratik Sunni Suriah (SDF) merangsek ke daerah itu dengan dukungan serangan udara AS dan Rusia," kata Columb Strack, pengamat senior di IHS Janes.
Tak hanya itu, ISIS pun kehilangan prajurit perangnya.
Surat kabar the Daily Mail melaporkan, Selasa (15/3), Shishani diyakini sedang berada dalam konvoi kendaraan ketika serangan udara pasukan koalisi membombardir kawasan di dekat al-Shadadi.
Shishani merupakan komandan perang yang meninggal pada 4 Maret lalu akibat serangan udara, dan juga merupakan teroris yang paling diburu AS. Bahkan kabarnya ada imbalan sebesar USD 5 juta bagi mereka yang berhasil memberikan informasi ataupun menangkapnya.
![]() |
Rusia gempur truk minyak ISIS. ©2015 REUTERS//Ministry of Defence of the Russian Federation |
0 comments :
Post a Comment